Rabu, 16 Maret 2011

Pengalaman Bersama Soeharto

Dulu jadi ajudan, setiap hari jumat selama 7 thn saya menampung pengalaman Pak Harto
Pak Wiranto meluncurkan buku berjudul '7 Tahun Menggali Pemikiran dan Tindakan Pak Harto'. Buku setebal 524 halaman itu merupakan rekaman dialog selama tujuh tahun (1991-1997) ketika Wiranto menjadi ajudan presiden kedua RI itu.

Pak Wiranto bertutur, ketika menjadi ajudan presiden, dia diberi kesempatan berdialog. "Dulu jadi ajudan, setiap hari jumat selama 7 tahun saya menampung berbagai pengalaman dan pemikiran Pak Harto lewat tanya jawab yang sangat intens dan direkam dengan lingkup permasalahan yang sangat beragam dan luas," kata Pak Wiranto di ruang Fraksi Hanura, Kamis 10 Maret 2011. "Kaset-kaset rekaman itu ditranskrip oleh tim."

Menurut Pak Wiranto, buku itu sebenarnya sudah selesai penyusunanya sepuluh tahun lalu. "Awalnya akan saya pakai sendiri sebagai referensi. Tetapi kemudian, saya ingat amanat Pak Harto agar direkam disebarluaskan," katanya.

"Dari tanya jawab itu saya bukukan ini. Ada soal ideologi, hankam, ekonomi, ada semua. Ini berguna sekali, ilmu seorang presiden dibukukan," imbuhnya.

Menurut Pak Wiranto, penulisan buku itu tidak untuk mengkultuskan Suharto apalagi untuk mengembalikan orde baru. "Tujuan kami semata ingin melaksanakan amanat, barangkali berguna untuk generasi akan datang," katanya.

Buku itu dibagi dalam delapan bab, yakni politik, perekonomian nasional, masalah kerjasama internasional, industri dan teknologi, pertanian, kesejahteraan rakyat, lingkungan hidup, dan pribadi.

Buku itu akan diluncurkan di Hotel Sahid Jakarta. Pembedah antara lain BJ Habibie, Quraish Shihab, Eep Saifullah Fatah. "Kabinet Indonesia bersatu dan mantan menteri orde baru diundang, sekaligus bernostalgia," kata Wiranto.



Senin, 14 Maret 2011

Antropologi Bukan Hanya Digunakan Untuk Bekerja


Mohammad Chilmi (alumni angkatan 1985)

Antropologi Bukan Hanya Digunakan Untuk Bekerja

Kuliah di Antropologi UNAIR, senantiasa membawa kesan mendalam bagi diri saya. Dalam angkatan pertama, saya ini masuk paling awal dan lulus paling akhir. Namun hal itu tidak menjadi hambatan untuk menjadi sarjana antropologi. Meski belajarnya sempat tersendat-sendat, saya berhasil lulus. Walau lulus dengan nilai pas-pasan, saya pun tetap mampu menerapkan bekal ilmu antropologi yang saya peroleh di bangku kuliah.

Menurut saya, antropologi bukan hanya bisa digunakan di bidang pekerjaan, tapi juga dapat diterapkan dalam lingkungan dimana kita tinggal. Khususnya jika kita terlibat langsung dalam kepengurusan RT, RW, dll. Bekal antropologi akan lebih terasa manfaatnya, jika dilengkapi dengan pengalaman organisasi sebagai soft skill. Saat kuliah, saya bergabung dalam kepengurusan BPM (Senat Mahasiswa). Pengalaman ini yang kemudian membuat saya terlibat aktif sebagai Timses Pemilihan Presiden RI beberapa waktu lalu.

Saat ini, saya bekerja di bursa berjangka, memasuki dunia trading futures. Dalam dunia ini, diperlukan analisa secara fundamental atau teknikal. Secara fundamental, ada pengaruh antara berita-berita ekonomi, politik, sosial budaya di USA dengan kondisi bursa. Biasanya, informasi tersebut diperoleh dari beberapa analis dunia. Kemudian, hal ini dapat merembet pada posisi nilai tukar mata uang.

Dalam aktivitas marketing, sebenarnya ilmu antropologi juga dapat diterapkan. Misalnya, bagi tim marketing yang sedang mencari nasabah. Mereka bisa melakukan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana keseharian kelompok masyarakat yang memiliki harta lebih. Hal ini kemudian dapat dijadikan sebagai dasar pijakan untuk memburu calon nasabah. Sebagai contoh, tim marketing dapat melakukan pendekatan kepada pedagang permata atau berlian. Logikanya, konsumen mereka adalah orang yang berduit. Jika sudah memperoleh data, maka pihak marketing dapat segera memberikan penawaran terhadap calon nasabah.


Sebelumnya, saat masih bekerja di sebuah pabrik kulit, saya malah diberi lebih banyak ruang untuk menerapkan bekal antropologi yang saya miliki. Saya memiliki banyak kesempatan, khususnya saat bertugas memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan. Di antaranya, memberi pemahaman tentang kesehatan, keselamatan dandisiplin kerja.